Minggu, Juli 01, 2018

Persimpangan

Sinar mentari memberiku harapan
Membantuku menggapai terang
Dalam dinginnya angin malam
dia beranikan datang
menghempas angin menjadikan kehangatan

Sesaat sinar mentari membawa kenyamanan
Kemudian dia pergi tinggalkan aku sendirian
Seakan dia takut oleh terang bulan
Yang membawa malam menjadi ketenangan dan keheningan

Ayolah kawan
Bantu aku menggapai sinar mentari seutuhnya
Memeluknya hanya untukku seorang
Bantu aku agar dia tidak takut terangnya bulan
Keluar segera dari zona nyaman

Dan Sinar mentari berilah aku terang-benderang....
atau segera tinggalkan aku dalam dinginnya kegelapan...
Karena Aku benci terjebak dipersimpangan...
Aku benci kau takut pada bulan...

Panda | Cimahi 1 July 18 19:02

Hei Sunshine

Assalamualaikum Luna
Hei..
Bagaimana kabar kalian?
Semoga selalu mencoba menjadi orang yang lebih baik,
Kali in ini aku akan bercerita tentang salah satu ciptaan Tuhan yang menurutku patut untuk dikenang Dan aku perkenalkan..
Mari berkenalan dengannya

Luna Arianti
Begitulah namanya sebuah perkenalan sederhana ketika Tuhan sudah mengijinkan aku untuk bertemu dengannya, seakan akan tatapanku Tak kunjung lepas darinya untuk mengetahui bagaimana sejarah dia terlahir menuju ke bumi, menjalani harinya dengan senyum yang membuatku seakan terlupa tentang masalah hidupku sendiri.

Semua berawal ketika aku, memulai masa remajaku dengan ya melanggar aturan, bersenang - senang dan menjalani bumbu bumbu menyukai lawan jenis
Dan bagaimana aku bertemu Luna
Kita melangkah jauh sesaat.

Luna Arianti adalah perempuan ramah yang aku kenal mungkin karena tata adat istiadat leluhurnya
Yang menjalankan .....
Aku satu sekolah tingkat SMA dengannya hanya tau dan tidak pernah mencoba untuk kenal lebih dekat dengannya. Bukan karena Luna  tidak menarik namun aku yakini zaman zaman SMA adalah masa dimana kita hanya hidup untuk membuat sebuah sejarah yang harus dikenang. Agar apa agar kau punya pembahasan ketika reuni mengenangnya, ketika kamu Bolos, hanya menjadi penghuni kantin atau ya wc sekolah, ataupun ketika kau melakukan apapun itu yang menurut insting kalian itu baik untuk dilakukan.

Kembali lagi Luna Arianti adalah suatu kesempatan yang tidak pernah aku berani mendekatinya untuk mengenal lebih dalam dan dekat dengannya sampai pada suatu hari kita bertemu begitu saja.

Kala itu Bulan Desember 2017 bulan dimana Tuhan sedang mengajariku bagaimana Kesabaran tentang mencintai berlaku, keihklasan untuk melepaskan dan mengosongkan kembali ruang dihati untuk seseorang yang baru. Ya saat itu saat dimana aku sudah siap menjalin hubungan serius setelah sekian lama namun kenyataan berkata lain. Aku belum cukup baik untuk meyakinkannya.

Kembali kepada Luna aku mengaguminya sudah dari sekian lama, ya tapi aku tak pernah berani untuk mencoba membuka bahan bahan pembicaraan dengannya. Karena dia pernah menolakku melanjutkannya. Melanjutkan berbagi kisah denganku!

Sekitar 7 tahun yang lalu kita pernah tidak sengaja bertemu. Ketika aku mencoba mengikuti testing masuk sebuah sekolah pemerintahan bersamanya. Dengan hasil yang sama aku menghiraukannya begitupun dia. Lanjut beberapa bulan kedepan aku mendapatkan contact BBM (Blackberry Massanger) Luna. Yah melalui relasi zaman remaja mencoba memulai memperkenalkan diriku padanya, sampai pada suatu saat nada notifikasi BBM ku berbunyi, dan kau tau itu hari pertama kami bertemu kembali dengan perasaan yang aneh, bahagia senang apapun itu, Luna memintaku mengantarkan dia ke tempat kerja. Kau tau Luna aku menjawab "iya" tanpa berfikir aku tidak mempunyai kendaraan saat itu. Dan berjuang agar sebuah kesempatan berkenalan denganmu tidak lepas begitu saja. Memutar otak bagaimana caranya aku bisa mengantarmu...

Dan terimakasih Kaka sepupu akhirnya kau memberiku jalan untuk bertemu dengannya. Kupacu motor itu dengan cepat menuju jalan sekitar rumah sakit dekat dengan bangunan kampus menuju rumahnya, yes kamu sudah menunggu didepan dengan senyum itu senyum yang takan pernah kulupakan, senyumnya yang membawa kehangatan senyumnya yang memacu semangat menjalani hari.

Luna kau tampak senang waktu itu mungkin hanya anggapanku Saja atau memang kau mengambil kesempatan untuk diantarkan gratis, tapi aku tidak peduli dengan hal hal semacam itu. Kau tau ketika kau coba memegang jaketku untuk berpegangan, detak jantungku serasa mau meledak. Mendengar tawamu mendengarkan curhatmu. Aku yakin saat itu kau adalah teman yang baik untuk menjadi teman hidupku.

Sekitar jam 9 aku sudah sampai ditempat kerjamu, di sebuah kantor pos yang kebetulan lokasi itu adalah lokasi dimana aku bisa menjagamu dengan baik, karena ya tidak salah ketika kalian punya teman yang sebut saja setiap orang di daerahnya mengenal dia, ya tanpa rasa malu aku menitipkanmu untuk diawasi bukan dengan maksud mengganggu privasimu tapi agar kau tetap aman Luna. Selanjutnya Apa yang kulakukan waktu itu adalah mengambil langkah lagi untuk mengantarmu pulang menunggu tiap jam berlalu di sebuah rumah depan kantor pos, aku tak ingin melewatkan kesempatan lagi. Dan begitulah awal kita bertemu lanjut bercengkrama lewat sosial media. Sampai akhirnya kamu mengenalkan seseorang tidak secara langsung hanya aku bisa melihatnya seorang pria yang melebihi ku segalanya, sejak saat itu kita tidak saling mengenal sepertinya. Aku menjauhimu!!

1-2 tahun berlanjut sekarang aku bekerja sebagai salah satu wartawan di sebuah media TV Swasta. Pengalaman yang tak pernah terlupakan. Saat itu hp ku berdering sebuah chat yg mengatakan bahwa salah satu teman SMAku meninggal dunia. Kau tebak lah moment itu kembali lagi!! Sebuah takdir dimana aku bertatap muka kembali dengan Luna Arianti. Di rumah duka saat berkumpulnya para sahabat, teman, musuh dan aku melihatmu datang bersama sahabat semasa sekolahmu. Kau tau ekspektasiku aku bisa mengobrol kembali denganmu namun aku sadar posisi ku saat itu mengenalmu saja aku malu apalagi bersaing dengan siapapun kekasihmu. Maaf Luna seharusnya aku menyapamu tapi aku pergi begitu saja meninggalkan rumah duka rumah Alm teman SMA kita seakan kita tak pernah berkenalan sebelumnya.
Itulah hari terkahir aku bisa bertatap muka langsung denganmu dan selanjutnya aku hanya yah sebut saja sekali dua kali melihat akun sosial mediamu melihat bagaimana kondisimu, melihat siapa pacarmu tanpa pernah berani aku menanyakan kabarmu secara langsung.

Sampai pada akhirnya di bulan Desember tersebut kau muncul begitu saja di layar HP ku berupa sebuah gambar senyuman itu...
Senyuman yang menenangkanku.